Lompat ke isi utama

Berita

Perempuan Harus Jadi Pemilih Cerdas

Perempuan Harus Jadi Pemilih Cerdas

Bawaslu Kota Serang menghadiri sosialisasi yang dilaksanakan oleh Panwaslu Kecamatan Walantaka, di SMA Darurahman Walantaka, Jumat 30 Agustus 2024

SERANG - Dalam perhelatan pemilihan kepala daerah tahun 2024, perempuan diharapkan menjadi smart voters atau pemilih cerdas. Selain harus memiliki kesadaran dan visi yang kuat untuk mencapai kemajuan, pemilih cerdas harus berpikiran kritis, tidak mudah percaya sesuatu yang belum terverifikasi, tetapi juga tidak gampang untuk antipati dari gagasan di luar dirinya. Indikator lain seorang smart voters adalah aktif dalam setiap tahapan pemilihan. Misalkan  mengecek apakah dirinya terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT), serta anti politik uang mengingat politik uang sangat merusak kemurnian suara rakyat. 

Demikian kesimpulan sosialisasi yang digelar Panwaslu Kecamatan Walantaka, di SMA Darurahman Walantaka, Jumat 30 Agustus 2024. Peserta sosialisasi adalah pemilih perempuan dari berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswi, ibu rumah tangga, penggiat sosial, serta anggota majelis taklim. Hadir sebagai pembicara adalah aktivis perempuan Yoma Hatima, praktisi kepemiluan Idrus, serta Anggota Bawaslu Kota Serang Fierly Murdlyat Mabrurri.

“Pemilh perempuan itu lebih teliti, lebih apik, dan lebih disiplin. Maka sekecil apapun potensi pelanggaran, kami berharap pemilih perempuan menjadi garda terdepan untuk melakukan pencegahan. Maka pahami betul aturan, apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, baik oleh pemilih maupun oleh peserta pemilihan, dalam hal ini bakal pasangan calon. Pemilih perempuan diharapkan mampu melakukan edukasi secara masif kepada masyarakat,” kata Fierly.

Idrus menuturkan, tahapan krusial baik dalam pemilu maupun pemilihan adalah kampanye, yang sesuai jadwal akan mulai digelar tanggal 25 September hingga 23 November mendatang. 

“Manfaatkan masa kampanye itu untuk benar-benar mengenali visi misi dan program calon. Karena mereka yang terpilih nantinya akan menjadi kepala daerah kita dalam lima tahun mendatang. Gunakan medsos untuk meneliti jejak rekam si calon. Jangan gunakan medsos untuk memproduksi hoax dan sarana menyebarluaskan ujaran kebencian tentang SARA. Hindari politik uang. Karena jika sudah terjerat pasal pidana, maka akan tidak setimpal dengan jumlah uang yang diberikan si kandidat untuk mempengaruhi kita,” kata Idrus.

Yoma Hatima menuturkan, dalam pelaksanaan pemilihan nanti, pemilih perempuan harus melakukan sesuai dengan prosedur. Politik uang, kata Yoma, adalah penyakit yang membawa dampak sangat signifikan. “Walaupun yang melakukan politik uang tidak semua tapi dampaknya terkena semua, oleh karenanya jangan mudah tergoda dengan isi amplop yang isinya tidak seberapa. Kesalahan dalam pemilihan itu sebenarnya tidak melulu kesalahan masyarakat namun kadangkala juga faktornya karena sistem, dan setiap negara harus memiliki komitmen demokrasi yang baik, ekonomi yang sehatpun harus sebanding dengan kebijakan konstitusi yang tegak lurus,” kata Yoma.

Hadir pada kesempatan tersebut, Ketua dan Anggota Panwaslu Kecamatan Walantaka, Fahmi Abduh, Neneng Parida, dan Imron Rosadi, serta perwakilan Polsek Walantaka. (fmm)